Riva mencapai puncak popularitas di tangan Chef Gilles Marx yang masakannya digandrungi para foodies papan atas di Jakarta. Tetapi, sejak Chef Gilles pindah ke Amuz, runtuhkah citra Riva?
Ternyata tidak. Sekarang, dengan Chef Renaud le Rasle sebagai "komandan" di dapur, pelanggan Riva tidak susut. Anda bahkan dapat melihat Chef Renaud di YouTube memamerkan konsep dapur terbuka Riva, serta menu yang berganti setiap bulan. (Kecuali menu klasik yang menjadi signature Riva).
Mereka yang sudah mengenal Riva pasti akan datang untuk appetizers-nya yang spesial, yaitu fresh oysters yang diterbangkan langsung dari Prancis, seperti fines de claires, tsarskaya, dan lain-lain. Tidak heran bila harganya pun “selangit”. Satu tiram harganya Rp 55 ribu. Biasanya orang memesan satu porsi berisi 6 atau 12 tiram.
Cold appetizer lain yang juga sangat khas Riva adalah Jamon Iberico (ham premium dari Portugal) yang beberapa iris tipis saja dihargai Rp 315 ribu per porsi. Bagi para connoiseurs, ham ini memang dianggap lebih premium dari Prosciutto di Parma dari Italia. Ada sensasi "melt in the mouth" dari ham tipis ini.
Biasanya, pelanggan Riva tidak suka pusing memikirkan mau pesan apa di sini. Riva menyajikan menu degustation - yaitu set menu atau juga dikenal dengan istilah tasting menu karena terdiri atas beberapa jenis makanan dalam porsi-porsi kecil. Yang termurah adalah Rp 750 ribu per orang, terdiri atas 6 sajian. Yang lain dibandrol Rp 850 ribu untuk 7 sajian.
Salah satu ciri khas Riva yang disukai pelanggannya adalah para pramusaji yang tidak hanya ramah, tetapi juga sangat menguasai product knowledge dari sajian Riva. Kita juga bisa minta advis sommelier untuk memilihkan wine yang sesuai dengan makanan yang kita pesan. Rama, waiter kami malam itu, adalah salah seorang kawakan yang populer di kalangan para tamu.
Bila menu degustation terlalu banyak
No comments:
Post a Comment